Jumat, 30 Mei 2008

Bila saat itu datang

Assw. Innalillahi wa inna illaihi rojiun. Telah berpulang ke rohmatullah, Ny.Kasmonoh (nenek Misbah)
kamis (29-5-2008) jam 20.30. Akan dimakamkan jumat jam 9.00 di Tuban
Jatim. Mohon doa smoga beliau diampuni segala dosa & hilaf serta
dapat syurga-NYA Alloh SWT. Amin

Itulah isi pesan singkat yang kuterima dari seorang saudaraku pada kamis(29-5-2008) malam. Padahal baru saja pada hari jumat(23-5-2008) kami bersama menjenguk neneknya tersebut di Tuban. Memang pada saat disana, keadaannya sudah cukup kritis. Ingin rasanya ikut kembali berangkat ke tuban untuk ikut mengantar jenazah ke tempat peristirahatan terakhir, namun sayangnya aku punya kegiatan yang tak bisa kutinggalkan di jogja.

pada jumat(30-5-2008) pagi tiba2 ada pesan singkat yang masuk, ternyata dari salah seorang saudara yang ikut berangkat ke tuban untuk ikut mengantar jenazah. Adapun isi pesan singkatnya(puisi):

Tuhan sudah sejak lama menentukan berapa lama kau hidup, silahkan saja bersembunyi jika itu maumu, kau takkan hidup lebih lama lagi, dan rasa takut tak memberi keuntungan apa2 bagimu.. karena takdirmu sudah ditentukan

Merinding rasanya membaca pesan itu..
Memang ajal tak ada yang tau, itu merupakan rahasia Allah SWT. Dimanapun dan kapanpun, ajal dapat datang menjemput,,
jadi, selalu siap lah saudara2 ku..

untuk mas misbah dan keluarga : semoga diberi ketabahan, maap tidak bisa berangkat ke tuban.

Selanjutnya...

Kamis, 17 April 2008

Risma…

Pertama, perkenalkan namanya risma. Dia telah bersamaku selama kurang lebih 3 tahun. Selama itu pula dia telah setia menemaniku kemana saja. Cukup banyak waktu yang kuhabiskan bersamanya. Jika pada saat aku berada di bangku sekolah aku sering menemukan tulisan ‘tiada hari tanpa belajar’, namun pada saat aku di bangku kuliah kalimat itu berubah menjadi ‘tiada hari tanpa risma’ karena memang rasanya tiada hari yang kulewati tanpa bersamanya.

Seiring berjalannya waktu, umurku berkurang dan umur risma juga ikut berkurang. Risma mulai tampak sakit-sakitan, dia sudah tidak sebugar dahulu. Jika dulu dia dapat berlari dengan kencang sehingga dapat membuatku sangat bangga, namun sekarang untuk berjalan dengan baik saja dia sudah kesusahan tapi dia tetap saja membuatku bangga.

Sampai pada suatu hari, dia mendapatkan serangan dari pihak luar (sudah sakit, tetap saja diserang.. memang tidak pandang bulu nih penyerangnya). Risma terus berusaha untuk bertahan, namun lama-kelamaan serangan itu semakin kuat sehingga menyebabkan risma jatuh sakit, sakit yang sangat parah sampai-sampai membuatnya tidak sadar (mungkin dalam istilah kesehatan itu koma). Segera kubawa dia ke rumah sakit langganannya, dan Alhamdulillah dalam beberapa hari risma sudah bisa pulang.

Sepulangnya dari rumah sakit, risma kembali fit seperti sedia kala. Namun, penyakit tua yang dimilikinya memang sudah sangat susah untuk disembuhkan. Kemudian aku berinisiatif untuk memasangkan alat pacu jantung pada risma. Pada awalnya semua baik-baik saja dan risma semakin fit. Tapi, tak lama setelah itu alat tersebut ternyata balik menyerang risma karena tidak cocok dengan risma, ditambah lagi serangan dari luar yang kembali datang. Kondisi risma semakin parah, dia sering pingsan.

Akhirnya aku melepas alat pacu jantungnya, dan sampai sekarang Alhamdulillah risma masih dapat berjalan bersama penyakit tuanya yang tak dapat disembuhkan.

Walaupun sudah tua renta, berpenyakitan, bahkan untuk berjalan saja sulit risma tetap setia menemaniku. Dia selalu ada di kala aku membutuhkannya, menemaniku kapanpun dan dimanapun.

Beberapa teman telah menyarankan untuk mencari pengganti risma, namun aku belum siap untuk itu, aku juga belum siap meninggalkan risma…

Risma… jangan pernah bosan menemaniku yah….

Selanjutnya...

Jumat, 04 April 2008

cari solusi, bukan kambing hitam

wah, rasanya sudah lama sekali ga nulis di blogku ini...
banyak temen-temen yang protes ke aku, katanya kok males ngurusin blog...
ntah knapa, belakangan ini aku menjadi orang yang kurang produktif
masih banyak pekerjaan yang harus kuselesaikan dalam waktu dekat ini, tapi belum kukerjakan sedikitpun..
janji ke seorang teman untuk menulis tutorial sederhana sampai sekarang juga belum terpenuhi,
maap cok...
padahal kegiatanku sehari-hari hanya itu-itu saja (sangat monoton)
mengapa ya..? ah sudahlah, tidak akan ada habisnya kalau memikirkan penyebabnya...
mengutip kata dari seorang bijak "CARI SOLUSI, BUKAN KAMBING HITAM"
itulah yang sekarang sedang kupikirkan, bagaimana aku mengatasi penyakitku ini...
terima kasih buat teman-teman yang udah protes...
blog ini ga akan pernah bertambah baik tanpa kritikan dari teman-teman semua, jadi jangan pernah bosen untuk protes ya...

Selanjutnya...

Selasa, 05 Februari 2008

sedikit cerita dari kota Ronggolawe

Ini merupakan kali keduanya aku melakukan plesir ke salah satu kabupaten di Jawa Timur, Tuban tepatnya. Seperti yang pertama, aku pergi ke Tuban untuk mengantarkan salah seorang saudaraku ke kampung halamannya untuk silaturahmi ke rumah orang tua. Kami berangkat dari jogja sekitar jam setengah 12 malam, padahal sebelum berangkat aku seharian harus melakukan banyak kegiatan yang cukup menyita tenaga. Tapi aku sudah berjanji akan berangkat hari itu, maka tidaka ada alasan untuk membatalkannya. Perjalanan ke Tuban ditempuh sekitar 5-6 jam, dan selama itu juga aku harus menyetir kendaraan dengan hati-hati. Mata ini rasanya sudah cukup berat, tapi aku harus tetap melek sampai kami tiba di Tuban. Di tengah perjalanan satu persatu teman-teman yang ikut mulai tertidur. Wah, semakin subuh mata ini semakin susah diajak kompromi, mana jalannya juga cukup membosankan dan membuat ngantuk (jalannya banyak lurus-lurus aja). Sekitar jam 4 subuh aku berhenti sejenak untuk membasuh muka. Tepat jam 5 subuh Alhamdulillah kami pun tiba di tujuan.

Tuban kota yang panas, panas sekali menurutku. Berada disana mengingatkanku pada kampung halamanku yang merupakan daerah yang sangat panas, maklum saja kan dilewati oleh garis khatulistiwa (ato lebih kerennya garis equator). Aku berada di Tuban hanya 1 hari, namun 1 hari itu sudah cukup untuk sedikit jalan2 di Tuban.
Kota Tuban terkenal dengan Sunan Bonang dan Ronggolawenya. Dan pada tanggal 31 Januari baru saja dilangsungkan acara Haul Sunan Bonang (memperingati hari wafatnya Sunan Bonang) acara ini dilangsungkan tiap tahun pada jum'at wage bulan syuro. Menurut keterangan dari masyarakat sekitar, setiap acara tersebut dilaksanakan Tuban selalu dipadati oleh pengunjung yang berasal dari berbagai daerah (wah, berarti aku telat nih datangnya ). Ada satu tempat yang aku sangat kagum di kota Tuban, yaitu Masjid Raya Tuban. Wah, masjid ini bagus sekali, sangat megah. Ketika berada di dalamnya rasa hati sangat tenang sakali. Enak juga, jalan-jalan sekaligus wisata religi.
Kali ini aku tidak sempat memasuki wilayah pemakaman Sunan Bonang, namun hal itu sudah pernah aku lakukan di perjalananku yang pertama dulu.
Akhirnya pada hari Minggu 3 Februari sekitar jam 7 pagi kami pulang ke jogja kembali. Alhamdulillah perjalanan lancar dan selamat sampai jogja kembali.
Sekian dulu sedikit cerita tentang perjalananku ke kota Tuban, semoga diberi kesempatan untuk kesana lagi... Amin.

Selanjutnya...

Rabu, 30 Januari 2008

kali kuning

Acara ini benar-benar tidak direncanakan. Pengennya dengan acara ini bisa menghilangkan rasa penat yang sudah teramat sangat akibat rutinitas di kampus sehar-hari. Selain itu aku juga ingin mengobati rasa rinduku kepada alam bebas, karena sudah cukup lama aku tidak merasakan sejuk dan segarnya udara di sekitar pohon-pohon yang rindang.
Aku berangkat bersama 3 temanku. Kami berangkat pada dari rumah kost salah sat temanku sekitar jam 10 malam, dan di tengah perjalanan kami juga harus berhenti sejenak karena hujan. Sekitar jam 11 malam sampailah kami di kali kuning. Cuaca cukup dingin, inilah yang selama ini sangat aku rindukan. Kegiatan pun dilanjutkan dengan menyiapkan tempat, menghidupkan api, memasak dan bercanda pastinya..
Jam 2 malam ketika kami sedang bercanda ria sambil bernyanyi, dari langit turun rintik-rintik air hujan. Kami pun bergegas mengamankan barang bawaan agar tidak basah terkena hujan. Setelah barang dirasa aman, kami pun masuk ke dalam tenda. Disinilah waktu yang paling aku ingat. Karena tenda yang dibawa hanya berkapasitas 4 orang, kami tidak bisa baring dengan normal di dalamnya. Jadi sementara kami duduk dulu, sambil ngobrol. Namun, lama-kelamaan rasa kantuk semakin tak tertahan tapi di luar masih hujan. Kami kebingungan bagaimana caranya untuk tidur. Akhirnya kami semua mengambil keputusan untuk tidur dengan kaki ditekuk. Seumur-umur belum pernah aku tidur dengan posisi seperti ini. Apalagi temenku yang memiliki tinggi badan di atas rata-rata, sangat tersiksa dia. Namun, karena udah sangat ngantuk akhirnya kami tertidur semua.
Saat bangun tidur aku merasakan sakit di bagian pahaku, oh ternyata posisi tidur seperti ini sangatlah tidak enak...
Namun, rasa sakit itu tidaklah ada apa2nya dibanding dengan kepuasan yang di dapat. Akhirnya aku kembali ke alam. Menyeruput kopi di pagi hari di sekitar pohon-pohon yang tinggi, ditemani dengan suara air yang mengalir cukup deras dan udara yang sejuk dan segar.

Selanjutnya...

Menulis

Sudah lama aku ga nulis blog (sekitar 3 bulan). Sekarang mau nyobain blog baru, semoga aja dengan blog baru ini aku bisa tambah semangat menulis dan tetap konsisten untuk menulis.

Selanjutnya...